Sastra menjadi belahan jiwa, Tulisan menjadi sebuah karya

Namaku Melati Lovebird. Kupilih nama 'Melati' karena ia Bunga yang harum, menghiasi hati, putih berseri dan melambangkan tanda suci. Tersemat di indahnya mahkota pengantin saat bahagia di hari yang dinanti-nanti. Aroma merona meneduhkan suasana. Walau tumbuh di antara belukar berduri, kecil mungil tertutup lebatnya dedaunan, namun menebarkan harum tanda cinta yang abadi di sepanjang waktu berganti. Kusandingkan namaku bersama 'Lovebird', sang burung yang tak kan terpisah tanda kesucian cinta. Tak akan pernah membagi hati, tak kan pernah mengkhianati...

Rabu, 28 November 2012

Untuk Pipit-Pipit Senja

Oleh: Melati Lovebird

Wahai Pipit-Pipit Senja,
Dahulu engkau begitu setia menemani
Hari demi hari berganti
Kau sabar dalam penantian yang tak pasti
Entah kapan bersambut hati
Walau aku selalu menjauh pergi

Wahai Pipit-Pipit Senja,
Terkadang ada secuil keinginan
Namun aku tak ingin memaksakan
Hingga burung-burung yang lain pun ikut berterbangan

Duhai Pipit-Pipit Senja,
Dahulu aku sangat kau puja
Namun kini berganti nestapa
Saat aku menjadi saksi hari bahagia
Bersama orang yang kau cinta

Untukmu Pipit-Pipit Senja,
Kini kurasa semua yang kau derita
Di saat tak dapat hidup bersama seseorang yang kau puja
Di saat kau harus membuka hati dan melupakan masa
Walau bernah terbersit impian hanya dalam nestapa

Untukmu Pipit-Pipit Senja,
Mungkin ini adalah hukuman bagiku
Saat kupalingkan wajahku darimu
Dan dikala impian berada di tanganku
Tiba-tiba hilang dalam genggamanku

Pipit-Pipit Senja,
Biar kini kusesali
Biar kini kurenungi
Biar kini kubuka hati
Saat seseorang yang kucintai
Tak mampu untuk kumiliki....

Dalam kesenduan bersama memori
Kubuka lembaran-lembaran diari
Kuakhiri dalam nestapa hati
Banda Aceh, 28 November 2012
(N.03.36 pm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar