Oleh: Melati Lovebird
Wahai Pipit-Pipit Senja,
Dahulu engkau begitu setia menemani
Hari demi hari berganti
Kau sabar dalam penantian yang tak pasti
Entah kapan bersambut hati
Walau aku selalu menjauh pergi
Wahai Pipit-Pipit Senja,
Terkadang ada secuil keinginan
Namun aku tak ingin memaksakan
Hingga burung-burung yang lain pun ikut berterbangan
Duhai Pipit-Pipit Senja,
Dahulu aku sangat kau puja
Namun kini berganti nestapa
Saat aku menjadi saksi hari bahagia
Bersama orang yang kau cinta
Untukmu Pipit-Pipit Senja,
Kini kurasa semua yang kau derita
Di saat tak dapat hidup bersama seseorang yang kau puja
Di saat kau harus membuka hati dan melupakan masa
Walau bernah terbersit impian hanya dalam nestapa
Untukmu Pipit-Pipit Senja,
Mungkin ini adalah hukuman bagiku
Saat kupalingkan wajahku darimu
Dan dikala impian berada di tanganku
Tiba-tiba hilang dalam genggamanku
Pipit-Pipit Senja,
Biar kini kusesali
Biar kini kurenungi
Biar kini kubuka hati
Saat seseorang yang kucintai
Tak mampu untuk kumiliki....
Dalam kesenduan bersama memori
Kubuka lembaran-lembaran diari
Kuakhiri dalam nestapa hati
Banda Aceh, 28 November 2012
(N.03.36 pm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar