Sastra menjadi belahan jiwa, Tulisan menjadi sebuah karya

Namaku Melati Lovebird. Kupilih nama 'Melati' karena ia Bunga yang harum, menghiasi hati, putih berseri dan melambangkan tanda suci. Tersemat di indahnya mahkota pengantin saat bahagia di hari yang dinanti-nanti. Aroma merona meneduhkan suasana. Walau tumbuh di antara belukar berduri, kecil mungil tertutup lebatnya dedaunan, namun menebarkan harum tanda cinta yang abadi di sepanjang waktu berganti. Kusandingkan namaku bersama 'Lovebird', sang burung yang tak kan terpisah tanda kesucian cinta. Tak akan pernah membagi hati, tak kan pernah mengkhianati...

Mutiara Kata

Pikiranku tak akan sama dengan pikiranmu. Pendapatmu belum tentu akan kusetujui. Maka labuhkan segala yang tersesat dalam hati, tuangkan dalam tulisan, dan abadikan dalam rangkaian karya...



"Hati ibarat telur, cangkang luarnya keras tapi dalamnya lembut. Semakin dipukul dengan benda keras, makin mudah pula ia hancur. Namun bila ia direbus, maka isinya pun ikut mengeras. Tapi bila ia dierami, maka isinya pun akan menetas". (#edisi kuliner hati - ML/2011)

"Lidah seperti belati. Semakin diasah semakin tajam, semakin didiami semakin tumpul. Bila tersayat amat menyakitkan, bila ditebas maut pun tak terelakkan". (ML/2011)

"Penantian itu ibarat perahu ditengah lautan. Kapan saja dapat diterjang ombak. Bergoyang saat angin menerpa. Berjalan lambat saat didayung sampan. Terobang-ambing saat berhadapan dengan topan. Namun yang ia harapkan hanyalah sampai pada satu tujuan…" (#edisi puitis hati - ML/2011)

"Allah tak hanya menyediakan satu pintu untuk melangkah maju. Tapi banyak pintu yang telah Ia persiapkan agar manusia dapat memilih dengan bijaksana. Pintu-pintu itu bernama iman, rezeki, ibadah, amalan, dan sebagainya. Namun sebelum manusia melangkah ke pintu-pintu tersebut, Allah menyediakan hanya dua gerbang yang terbuka. Yaitu gerbang kebaikan, dan gerbang keburukan. Kemanakah engkau akan memilih?" (#edisi tausiah hati – ML/2011)

"Saat engkau susah, rasanya bahagia itu tak pernah tercipta. Saat engkau terluka, semuanya kau anggap perkara dan masalah yang tak kan pernah ada ujungnya. Padahal semua itu hanya bersumber dari satu saja, yaitu Allah yang tengah menguji kesabaran dan ketabahan seorang hamba. Hanya agar ia kembali bersujud, menangis, dan menyesali apa yang telah diperbuatnya. Karena Allah Maha Pencemburu saat engkau terlena dengan segala keindahan dunia, sampai-sampai engkau lupa akan kehadiran-Nya". (#edisi tausiah hati – ML/2011)

"Ketika berjalan di atas aspal, semuanya terasa ringan. Saat berjalan di atas bebatuan, akan terasa sedikit kesulitan. Saat berjalan di atas gunung, terasa lebih melelahkan. Saat berjalan di padang gurun, akan semakin terasa terbeban. Namun engkau lupa akan kemampuanmu yang terbatas. Bahwa engkau tak kan mampu berjalan di atas air yang tergenang, maupun air yang mengalir sangat deras. Karena Allah menciptakan manusia itu tak kan pernah ada yang sempurna. Ia memiliki keterbatasan, agar selalu bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Ia berikan…" (#edisi tausiah hati – ML/2011)

"Cinta itu dilambangkan dengan warna merah hati. Karena sifatnya berani, hakiki, lembut, dan penuh misteri. Namun cinta itu jarang disimbolkan dengan warna putih suci, karena cinta itu terkadang menyakiti, bila ternodai warnanya tak lagi bersih, tak selalu menjadi abadi, bahkan terkadang ia mengalir bak ‘darah’ yang membanjiri hati…" (#edisi cinta hati – ML/2011)

"Logika dan hati ibarat langit dan awan. Saat hari cerah, langit membiru dan awan menjadi penghias yang indah. Saat senja, langit memerah dan awan menjadi penutup sang surya. Saat malam datang, awan tak kelihatan dan bintang pun ikut bermunculan. Namun saat mendung menyapa, awan pun menjadi hitam, membawa hujan dan meneteskan ribuan beningnya air saat langit bersembunyi dibelakangnya. Dan ketika hujan reda, saatnya langit kembali tersenyum cerah menyapa…" (#edisi puitis hati - ML/2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar