"Hati
ibarat telur, cangkang luarnya keras tapi dalamnya lembut. Semakin
dipukul dengan benda keras, makin mudah pula ia hancur. Namun bila ia
direbus, maka isinya pun ikut mengeras. Tapi bila ia dierami, maka
isinya pun akan menetas". (#edisi kuliner hati - ML/2011)
"Lidah
seperti belati. Semakin diasah semakin tajam, semakin didiami semakin
tumpul. Bila tersayat amat menyakitkan, bila ditebas maut pun tak
terelakkan". (ML/2011)
"Penantian
itu ibarat perahu ditengah lautan. Kapan saja dapat diterjang ombak.
Bergoyang saat angin menerpa. Berjalan lambat saat didayung sampan.
Terobang-ambing saat berhadapan dengan topan. Namun yang ia harapkan
hanyalah sampai pada satu tujuan…" (#edisi puitis hati - ML/2011)
"Allah
tak hanya menyediakan satu pintu untuk melangkah maju. Tapi banyak
pintu yang telah Ia persiapkan agar manusia dapat memilih dengan
bijaksana. Pintu-pintu itu bernama iman, rezeki, ibadah, amalan, dan
sebagainya. Namun sebelum manusia melangkah ke pintu-pintu tersebut,
Allah menyediakan hanya dua gerbang yang terbuka. Yaitu gerbang
kebaikan, dan gerbang keburukan. Kemanakah engkau akan memilih?" (#edisi tausiah hati – ML/2011)
"Saat
engkau susah, rasanya bahagia itu tak pernah tercipta. Saat engkau
terluka, semuanya kau anggap perkara dan masalah yang tak kan pernah ada
ujungnya. Padahal semua itu hanya bersumber dari satu saja, yaitu Allah
yang tengah menguji kesabaran dan ketabahan seorang hamba. Hanya agar
ia kembali bersujud, menangis, dan menyesali apa yang telah
diperbuatnya. Karena Allah Maha Pencemburu saat engkau terlena dengan
segala keindahan dunia, sampai-sampai engkau lupa akan kehadiran-Nya". (#edisi tausiah hati – ML/2011)
"Ketika
berjalan di atas aspal, semuanya terasa ringan. Saat berjalan di atas
bebatuan, akan terasa sedikit kesulitan. Saat berjalan di atas gunung,
terasa lebih melelahkan. Saat berjalan di padang gurun, akan semakin
terasa terbeban. Namun engkau lupa akan kemampuanmu yang terbatas. Bahwa
engkau tak kan mampu berjalan di atas air yang tergenang, maupun air
yang mengalir sangat deras. Karena Allah menciptakan manusia itu tak kan
pernah ada yang sempurna. Ia memiliki keterbatasan, agar selalu
bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Ia berikan…" (#edisi tausiah hati – ML/2011)
"Cinta
itu dilambangkan dengan warna merah hati. Karena sifatnya berani,
hakiki, lembut, dan penuh misteri. Namun cinta itu jarang disimbolkan
dengan warna putih suci, karena cinta itu terkadang menyakiti, bila
ternodai warnanya tak lagi bersih, tak selalu menjadi abadi, bahkan
terkadang ia mengalir bak ‘darah’ yang membanjiri hati…" (#edisi cinta hati – ML/2011)
"Logika
dan hati ibarat langit dan awan. Saat hari cerah, langit membiru dan
awan menjadi penghias yang indah. Saat senja, langit memerah dan awan
menjadi penutup sang surya. Saat malam datang, awan tak kelihatan dan
bintang pun ikut bermunculan. Namun saat mendung menyapa, awan pun
menjadi hitam, membawa hujan dan meneteskan ribuan beningnya air saat
langit bersembunyi dibelakangnya. Dan ketika hujan reda, saatnya langit
kembali tersenyum cerah menyapa…" (#edisi puitis hati - ML/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar