Aku berjalan menelusuri malam demi malam. Kujelajahi hari demi hari. Kulewati pagi demi pagi. Hidup semakin mendaki tinggi. Tak akan ada kata untuk berhenti. Bahkan waktu pun akan segera pergi dan tak akan mungkin kembali...
Cut Abang,
Walau mungkin kita belum bersua, kutuliskan guratan kata
indah
Walau
mungkin kita pernah berjumpa namun takdir belum mempersatukan kita, kurangkai
tulisan bermakna
Walau
mungkin kita pernah bersama namun halangan menyelimuti usaha, tetap kan kurajut
alunan dalam sastra
Sampai
nanti Cut Adek temukan keindahan itu dalam balutan nyata yang mensahkan asmara
kita… selengkapnya>>>
Mimpiku (Bagian Dua)
Mimpiku (Bagian Satu)
Mimpiku (Bagian Dua)
Semalam aku kembali bermimpi. Mimpi
tentangmu yang terlihat amat nyata dan terasa bagikan realita. Kali ini aku merasa sangat terharu dan
bahagia, walau awalnya aku rasakan duka dan luka.
Pukul
8 pagi, dalam mimpi. Aku berada di hari bahagia, di saat aku dan dirimu akan
bersama selamanya dalam ikatan janji setia, pernikahan. Segala persiapan telah
dirancang dengan baik, undangan para tamu, sajian aneka makanan, hiasan dan
dekorasi yang indah, walau hanyalah sebuah acara yang amat sangat sederhana...selengkapnya>>>
Mimpiku (Bagian Satu)
Aku bermimpi, sebagian kamarku dijadikan musalla (tempat sahalat) untuk
keluarga. Perabotan yang ada pun cukup sederhana, dengan keadaan rumah sebelum
direnovasi dahulu. Ruangan yang diberi sekat dengan lemari menjadi kamar
tidurku, sedangkan sisanya dijadikan musalla rumah (tempat shalat keluarga).
Subhanallah aku awalnya tidak menyadari, berhubung keadaan rumah dalam mimpi
ini sedang dalam perbaikan (perombakan) perabotan. Kamarku menjadi lebih kecil
dan sederhana, hanya ada lemari sebagai sekat ruangan, tidak ada pintu hanya
selembar hijab. Ketika memasuki kamar akan terlihat sebuah meja belajar di
sana...selengkapnya>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar