Oleh: Melati Lovebird
Semalam aku kembali bermimpi. Mimpi
tentangmu yang terlihat amat nyata dan terasa bagikan realita. Kali ini aku merasa sangat terharu dan
bahagia, walau awalnya aku rasakan duka dan luka.
Pukul 8 pagi, dalam mimpi. Aku berada di
hari bahagia, di saat aku dan dirimu akan bersama selamanya dalam ikatan janji
setia, pernikahan. Segala persiapan telah dirancang dengan baik, undangan para
tamu, sajian aneka makanan, hiasan dan dekorasi yang indah, walau hanyalah sebuah
acara yang amat sangat sederhana.
Aku menanti kehadiranmu di sebuah masjid
tempat akan dilangsungkan akad dan janji. Aku telah siap dengan dandanan
terbaikku, mengenakan baju pengantin muslimah yang indah, polesan wajah nan
cantik. Aku duduk di serambi masjid, menantimu dalam arak-arakan keluarga dan
sahabat terdekat, yang akan menjadi saksi dalam akad kita berdua.
Waktu terus berlalu, ternyata tak hanya
aku yang menanti di sana. Ada sepasang pegantin lainnya yang juga hendak
melangsungkan pernikahan di masjid yang sama. Hanya saja acara yang mereka
langsungkan sangat mewah dan meriah. Ah, bukan nilai sebuah acara yang menjadi
tekad dan niat terbaik, namun segalanya kembali pada niat awal kita untuk
menjalin asmara di bawah restu Ilahi dan membina cinta dalam kasih sayang Sang
Khalik. Semata hanya untuk ibadah menggapai sakinah mawaddah warahmah.