Ketika aku berjalan menelusuri kehidupan
Seakan sulit untuk bernafas lega
Masalah demi masalah kian berganti
Tanpa kuyakin akan dapat melangkah pasti
Menggapai apa yang selama ini kunanti
Telah jauh kumengenal dirimu
Tertatih bersama duri kehidupan
Ingin menyingkap tabir kebahagiaan
Meski rintangan makin menghadang
Desir mimpi kuhanyutkan kini
Saat aku merasakan sepi
Saat aku merasakan sendiri
Saat dirimu tak ada di sini…
Aku bersalah,
Aku akui itu
Tapi aku terlalu pengecut untuk mengalah
Terlalu malu untuk pasrah
Apakah kau tahu?
Setiap malam aku memimpikanmu
Bersama cerita mimpi-mimpi kalbu
Setiap hari resah merindukanmu
Dalam bayang-bayang kekhawatiranku
Tapi apa dapat kukatakan ketika aku mendustai rasa?
Tak berani kuungkapkan perasaan hati
Tak mampu kata-kata terucap di bibir
Tak kuasa kuutarakan seluruh isi hati
Maka kuhanya mampu, terdiam.
Diam dalam rasa bersalah
Diam dalam penyesalan
Diam dalam tangisan
Diam dalam buaian angan-angan
Aku mengerti kau resah
Aku tahu kau gundah
Tapi apa daya ketika hatiku kini kaku
Beku dalam diamku
Di saat kau mengira aku akan pergi
meninggalkankan semua mimpi-mimpi itu…
Maaf kumohonkan padamu
Ketika air mata hanya menjadi saksi bisu
Ketika doa menjadi pelarian kalbu
Ketika diam, aku dalam kepasrahanku
Larut dalam penyesalanku…
Aku telah memilihmu,
Maka tak akan ada jalan bagi yang lain
Tak akan kurangkai kisah dan cerita
Selain kujalin dan kuukir bersamamu
Kau penyempurna hidup
Dari kisah-kisah masa lalu kelabu
Yang ingin kulukis dengan kisah baru
Cerita bahagia denganmu…
Banda Aceh – dalam keresahan hati
Rabu, 21 Agustus
2013
(N-Museum Tsunami Aceh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar